4

NULIS DAPAT DUIT


#Bridgingcourse6

Banyak mahasiswa yang ingin mencari pekerjaan sambilan ketika kuliah. Alasan mereka untuk bekerja sambilan itu pun bermacam-macam, ada yang pengen mengisi waktu luang, ad yang pengen mencari tambahan uang saku, ada pula yang cuma ingin mencari pengalaman atau sekedar mencoba hal-hal baru. Namanya saja kerja sambilan atau biasa disebut kerja part time pastinya para mahasiswa tersebut hanya bekerja setengah hari atau sesuai dengan kesepakatan dengan si pemberi pekerjaan.
Banyak para mahasiswa yang ingin kerja part time namun bingung mau kerja apa, dimana, dan bagaimana prosedurnya. Itu merupakan pertanyaan yang wajar bagi mahasiswa, terutama bagi mereka yang baru saja terjun ke dunia perkuliahan atau baru pertama kali ingin merasakan kerja part time. Mereka yang belum berpengalaman biasanya meminta bantuan pada kakak angkatan atau teman-teman mereka yang sudah pernah atau sedang menjalani kerja part time.
Diantara banyak jenis pekerjaan yang bisa dikerjakan paruh waktu, ada beberapa jenis pekerjaan yang banyak diminati oleh para mahasiswa. Beberapa pekerjaan tersebut antara lain penjaga warnet, berjualan pulsa, menjadi reseller online shop, menjadi MC, sampai menyanyi di cafĂ© atau tempat hiburan lain. Diantara pekerjaan-pekerjaan yang biasa diminati para mahasiswa tersebut ada satu jenis kegiatan bisa disebut juga dengan pekerjaan yang tidak membutuhkan waktu banyak, tapi bisa mendatangkan uang banyak, yaitu menulis. Menulis di sini bukan sekedar nulis buku harian, nulis-nulis curhatan di buku, atau nulis surat cinta, melainkan menulis artikel, cerpen, ataupun puisi. Menulis yang dimaksud pun bukan hanya menulis untuk  sekedar konsumsi pribadi, melainkan menulis untuk konsumsi public dengan mengirimkan tulisan tersebut ke berbagai media massa.
Banyak para mahasiswa yang belum menyadari bahwa dengan menulis kita bisa mendapatkan uang, dengan cara mengirimkannya ke berbagai media cetak local maupun tingkat nasional. Honornya pun lumayan untuk sekedar menambah uang saku atau membeli barang-barang kebutuhan pribadi. Berikut ada beberapa daftar media cetak dan honor yang didapat ketika tulisan kita dimuat di media cetak tersebut.
·         Koran Kompas
Jika tulisan kita dimuat di Koran kompas honor yang kita dapat untuk opini atau artikel sekitar satu juta rupiah, jumlah yang lumayan bukan untuk mahasiswa.
·         Harian jawa Pos
Honor artikel yang dimuat di harian Jawa Pos ini lebih kecil dari Koran kompas yaitu sekitar Rp750.000,00.
·         The Jakarta Pos
Bagi kalian yang mahir berbahasa Inggris, bisa mencoba mengirimkan artikelnya ke media cetak ini. Honor yang didapat pun lumayan yaitu Rp800.000,00.
·         Koran Tempo
Bagi yang ingin mencoba peruntungan di Koran Tempo pun bisa dicoba, bayaran untuk artikel yang dimuat sekitar Rp600.000,00.
·         Koran Sindo(Seputar Indonesia)
Bagi yang suka menulis cerpen atau puisi bisa dicoba dikirim ke redaksi Koran Sindo, karena di sini tidak hanya menerima kiriman artikel tetapi juga cerpen dan puisi. Honor untuk cerpen yang dimuat sekitar Rp400.000, sedangkan untuk artikel honornya sama dengan cerpen.
·         Harian Republika
Honor artikel yang dimuat di harian republika ini sekitar Rp400.000,00

Banyak para mahasiswa yang mengeluh sulit untuk membuat tulisan yang layak dimuat di media cetak tersebut, mereka kadang merasa putus asa karena sudah berkali-kali mmengirimkan artikel ke beberapa media cetak namun tidak pernah dimuat sama sekali. Ada banyak factor yang menyebabkan tulisan tersebut tidak dimuat di media cetak tersebut, mungkin topic yang diangkat penulis kurang actual, ataupun cara penulisan penulis yang kurang begtu rapi.
Memang menulis agar bisa dimuat di media cetak tidak mudah, saya sendiri juga mengakuinya. Namun ada baiknya kita terus belajar dari kesalahan-kesalahan yang sudah pernah kita lakukan. Tidak rugi juga kan kalau kita terus belajar menulis, toh sebagai mahasiswa kita juga dituntut membuat skripsi yang notabene menuntut kita untuk bisa menulis sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang baik dan benar.
Dengan belajar menulis dan sering latihan menulis kita bisa mengasah kemampuan kita menulis. Selain itu rajin-rajin juga untuk mengirim tulisan kita ke berbagai media cetak, siapa tahu jika tulisan kita memang layak untuk dimuat dan kita bisa mendapatkan uang dari hasil pemikiran kita. Selamat mencoba.
0

Menulis, Cara Lain Berkomunikasi

#bridgingcourse5
 
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu. Tanpa komunikasi seseorang tidak akan bisa menyampaikan apa yang menjadi keinginannya dan apa yang dipikirkannya. Tanpa komunikasi juga seseorang tidak akan bisa menjalin hubungan dengan orang lain. Tanpa adanya komunikasi dunia ini akan terasa sepi, karena tidak ada orang-orang yang berbicara satu sama lain, tidak ada pula tulisan-tulisan di media. Dan secara ideal dapat dikatakan, manusia tidak dapat hidup tanpa melakukan aktivitas komunikasi(Prajarto,2006:vi).
Setiap individu mempunyai cara tersendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain. Individu yang memiliki kondisi normal bisa melakukan komunikasi dalam bentuk cara apapun, mereka bisa membicarakan apapun yang mereka inginkan kepada orang lain. Mereka juga bisa saling berkirim surat kepada saudara atau teman yang jauh dari mereka. Bahkan bahasa tubuh mereka pun bisa menjadi sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Menulis bisa menjadi salah satu cara untuk berkomunikasi. Menulis juga bisa digunakan sebagai sarana penyampaian pesan penulis kepada orang lain. Dengan menulis kita bisa ngobrol dengan orang lain. Kita juga bisa bercanda, bahkan dengan menulis kita bisa membicarakan sesuatu yang penting dengan rekan bisnis kita. Ide-ide kita juga bisa kita tuangkan dalam bentuk tulisan, dari sekedar menulis buku harian, menulis cerpen, menulis puisi, atau menulis apapun yang ada di pikiran kita.
Banyak orang yang menganggap menulis itu tindakan yang sulit dilakukan dan banyak orang yang tidak suka melakukan hal tersebut. Banyak alasan yang mereka kemukakan antara lain tidak adanya bahan untuk ditulis, tidak adanya waktu untuk menulis, banyak juga yang menganggap menulis itu tidak bermanfaat dan hanya membuang-buang waktu. Pernahkah kalian bayangkan ketika akan melamar pekerjaan apa yang pertama kali kalian lakukan? Mengirimkan CV ke perusahaan tempat kalian akan melamar pekerjaan bukan? Tidak sadarkah bahwa sebelum mengirimkan CV kita harus menulis CV tersebut  terlebih dahulu. Tidak mungkin bukan CV tersebut ada dengan sendirinya tanpa kita menulisnya. Penulisan CV tersebut juga menjadi sarana komunikasi yang pertama kali antara pelamar pekerjaan dengan manajer personalia sebelum tahap selanjutnya jitu tahp wawancara. Dari contoh di atas, sebagai seorang individu mau tidak mau kita akan melakukan kegiatan yang bernama menulis. Contoh di atas juga membuktikan bahwa komunikasi dalam bentuk tulisan lebih dahulu dilakukan daripada komunikasi ddalam bentuk verbal.
Komunikasi sangat diidentikan dengan aktivitas berbicara, padahal aktivitas komunikasi dapat dilakukan dengan menulis juga. Dua hal tersebut, menulis dan berbicara sangat diperlukan dalam aktivitas komunikasi. Jika banyak orang yang mengatakan lebih mudah untuk berbicara daripada menulis, mereka hanya kurang terbiasa dalam melakukan kegiatan menulis. Bagi orang yang suka menulis akan mengatakan hal yang sama pula karena mereka tidak terbiasa berbicara di depan umum. Pada kenyataannya menulis lebih mencakup banyak hal, apalagi dalam berkomunikasi dengan orang lain. Mereka yang sering berbicara di depan umum, ketika belajar berbicara kebanyakan dari mereka akan menuliskan terlebih dahulu apa yang akan mereka sampaikan pada para pendengarnya, jika apa yang mereka tuliskan menarik, maka akan menarik perhatian para pendengar, begitu pula sebaliknya. Jadi pada dasarnya seorang pembicara yang baik pun dituntut harus bisa menulis.
Ayo belajar menulis! Mungkin ajakan tersebut akan diabaikan begitu saja bagi sebagian orang. Pernahkah kalian bayangkan ketika tiba-tiba Tuhan mengambil pendengaran kalian sehingga kalian tidak bisa mendengar lagi? Jika hal tersebut terjadi, bagaimana kalian akan berkomunikasi dengan orang tua, adik, kakak, juga teman-teman kalian? Mungkin kalian akan menjawab dengan bahasa tubuh. Apakah setiap orang bisa mengerti bahasa tubuh yang kita lakukan? Tidak. Satu-satunya cara yang paling efektif digunakan untuk berkomunikasi adalah dengan menulis. Dengan menulis kita bisa menyampaikan pesan kepada orang lain dengan mudah, dengan sedikit hambatan. Kita juga bisa mengirimkan pesan kepada teman-teman kita melalui tulisan.
Orang mengidentikkan menulis dengan aktivitas yang menjemukan dan membosankan. Mereka beranggapan menulis harus sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan yang ada. Memang benar pernyataan tersebut, namun tidak semua tulisan harus demikian. Ketika kita menulis buku harian, kita tidak perlu memperhatikan kaidah-kaidah penulisan, kita bebas mau nulis dalam bentuk apapun dan dalam bahasa yang kita mau. Penulisan yang menggunakan kaidah-kaidah penulisan biasanya merupakan tulisan yang resmi ataupun dalam bentuk tulisan ilmiah. Namun demikian tulisan-tulisan resmi atau tulisa-tulisan dalam format ilmiah akan menjadi mudah dilakukan ketika kita terbiasa latihan dan sering menulis.
Komunikasi tidak harus dengan aktivitas berbicara. Kalimat tersebut menjadi penting mengingat kita juga perlu menulis untuk aktivitas nonverbal. Ketika kita menjadi pembicara yang baik namun kita tidak bisa menulis kita akan mendapat nilai minus dimata rekan yang lain, begitu pula sebaliknya ketika kita pandai menulis namun tidak begitu menarik ketika tampil berbicara kita akan kurang mendapat perhatian dari orang lain. Oleh karena itu, agaimanapun kita harus menguasai kedua cara berkomunikasi tersebut agar kita bisa berkomunikasi dengan baik kepada orang lain.
0

Di Komunikasi Kita Belajar Bersama

Di Komunikasi Kita Belajar Bersama

  Pada kesempatan terakhir posting testimoni ini saya berkesempatan memosting testimoni tentang pemandu saya waktu ppsmb fakultas dulu. Sebelumnya makasih banyak buat Mas Afdhal yang sudah meluangkan waktunya untuk ngobrol, meskipun cuma lewat Hp, dan juga saya minta maaf mungkin tulisannya tidak sepanjang posting-posting sebelumnya.
  Nama panjangnya Afdhal Yaned, tapi biasa dipanggil Afdhal. Saat ini Mas Afdhal mengambil jurusan komunikasi strategis, katanya sih memang dari dulu Mas Afdhal mengincar jurusan komunikasi strategis itu. Menurut mahasiswa yang pernah tidak mengikuti ujian gara-gara liburan ke Bali ini, kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi ini ngga harus pinter ngomong karena, di jurusan ini kita sama-sama belajar buat ngomong di depan umum, kata-kata yang sedikit melegakan saya karena saya sempat minder gara-gara ngga pinter ngomong. "Kalau belum bisa ngomong di forum besar, coba dulu ngomong di forum kecil", tulis Mas Afdhal dalam pesan singkatnya. Mas Afdhal juga menyarankan saya ikut organisasi untuk melatih kemampuan berbicara di depan umum juga.
  Selain sibuk kuliah, Mas Afdhal juga aktif berorganisasi lho, ukm yang diikutinya masih sebatas tingkat fakultas yaitu SINTESA dan JMF. Setiap hari Minggu Mas Afdhal juga berjualan di Sunmor. Jiwa wirausaha yang patut ditiru teman-teman!
  Saya juga sempat sharing-sharing sama Mas Afdhal, dari beberapa quotes yang Mas Afdhal kirim ada satu yang mengena banget, " hidup itu pilihan, dan setiap pilihan itu ada konsekuensinya", dan saya menyimpulkan apapun yang terjadi dalam hidup kita itu merupakan pilihan kita dan apapun konsekuensi yang kita dapat kita harus siap menghadapinya.
0

PR, Deadline, dan Komako semua jadi satu

PR, Deadline, dan Komako semua jadi satu

   Pada kesempatan yang keempat ini, saya akan menulis testimoni tentang Mbak Sisil. Pasti sudah pada tau dong ya siapa Mbak Sisil ini secara Mbak Sisil sering banget jadi MC ketika ada acara yang diadakan oleh Komako. Mbak Sisil juga jadi brand ambassador di BSO PR (public Relation) lho. Nggak heran sih kalau Mbak Sisil jadi orang pilihan di BSO PR secara Mbak Sisil uda pinter ngomong gitu.
   Pemilik nama lengkap Sisiana Noer Pradita ini mengambil jurusan komunikasi strategis. Menurut Mbak Sisil, kuliah di komunikasi itu banyak sukanya daripada dukanya. Kata Mbak Sisil dukanya cuma satu yaitu ketika Mbak Sisil dapat nilai C/D di papernya, ya seperti mahasiswa pada umumnya yang sedih dapat nilai jelek. Komentar Mbak Sisil tentang kakak-kakak komunikasi angkatan 2011 hampir sama dengan kakak-kakak yang lainnya "komunikasi 2011 itu enak, orangnya asik-asik".
   Selain aktif kuliah Mbak Sisil juga ikut dua BSO lho, yaitu BSO PR dan Deadline. Selain mengikuti dua BSO, Mbak Sisil juga aktif di kepengurusan Komako. Duh, pengen deh kaya Mbak Sisil yang selain sukses kuliah juga sukses berorganisasi. Ada lagi yang menarik dari Mbak Sisil, selain hal-hal di atas Mbak sisil juga pintar desain grafis lho. Wah multitalent banget ya Mbak Sisil ini. Semoga saya juga bisa seperti Mbak Sisil ya, amin.
   mungkin sekedar itu aja yang bisa ditulis di testimoni empat ini karena waktu ngobrolnya juga ngga banyak. dilanjut testimoni terakhir besok ya
0

Gadget, ‘orang tua’ baru bagi anak


Gadget, ‘orang tua’ baru bagi anak
#BridgingCourse04

“Zaman ini sudah zaman modern, ngga gaul kalau ngga punya iphone”. Itulah kata-kata orang yang termakan perkembangan zaman. Memang tidak ada salahya mengikuti perkembangan zaman, tetapi itu semua harus dikondisikan dengan kebutuhan dan juga keuangan yang dimiliki. Jangan hanya karena ingin mempunyai iphone atau gadget lain yang tercanggih lantas menomorduakan kebutuhan lain yang lebih penting.
Bagi para mereka yang berduit, selalu mengikuti perkembangan dunia teknologi tidak menjadi masalah. Banyak diantara mereka yang hampir setiap ada produk gadget terbaru pasti membeli. Mereka yang selalu  update gadget terbaru tersebut mempunyai berbagai alasan, ada yang karena tuntutan pekerjaan namun ada pula yang hanya untuk gaya-gayaan. Tak jarang dari mereka  juga memanjakan anak-anak mereka dengan berbagai gadget keluaran terbaru dengan asumsi agar anak-anak mereka tidak ketinggalan zaman.
Peran orang tua dalam pembentukan kepribadian anak sangat besar, orang tua seharusnya lebih mengedepankan hubungan dan komunikasi intens kepada sang anak daripada memanjakan anak dengan berbagai teknologi canggih yang ada saat ini. Anak-anak yang mendapat perhatian lebih dari orang tuanya akan menjadi pribadi yang mempunyai rasa peka yang lebih daripada anak-anak yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya. sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan televisi atau bermain video game akan mengalami kesulitan dalam memfokuskan pikiran mereka terhadap kegiatan akademikdi sekolah. Mereka yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya juga cenderung lebih mengabaikan lingkungan sekitarnya dan kurang peduli terhadap sesama. Hal ini dikarenakan mereka yang terbiasa dimanja dengan gadget pemberian orang tuanya lebih sibuk dengan gadget mereka, sehingga terkesan kurang peduli dengan sekitarnya.
Kebanyakan orang tua saat ini sibuk bekerja dan kurang meluangkan waktu untuk anak-anak mereka. Mereka berdalih bahwa mereka bekerja juga untuk anak-anak mereka kelak.  Memang benar ungkapan mereka, namun bukan hanya kebutuhan materi saja yang harus dipenuhi, kebutuhan psikologis anak juga harus diperhatikan. Secara materi anak-anak tersebut sangat tercukupi, namun secara psikologis mereka sangat kurang kerena kurang mendapat perhatian dari orang-tua mereka. Sehari-hari mereka hanya bergelut dengan kesibukan mereka sendiri dan waktu untuk berkumpul bersama orang tua mereka sangat sedikit. Mirisnya ada sebagian dari mereka yang hanya bertatap muka dengan orang tuanya kurang lebih dua puluh menit dari dua puluh empat  jam sehari. Jika kondisi yang demikian terus-menerus terjadi maka komunikasi dan hubungan antara orang tua dan anak akan semakin renggang.
Pengaruh dari pemanjaan teknologi oleh orang tua kepada anak juga sangat besar. Anak pun merasa gadget mereka lebih penting  daripada urusan bertemu dengan orang tua mereka. Anak-anak menjadi sering beralasan ketika diajak keluar oleh orang tua mereka. Bahkan dalam banyak kasus gadget tersebut mengambil alih fungsi orang tua anak tersebut. Dalam suatu penelitian yang meminta anak-anak usia 4-6 tahun untuk memilih antara menonton televisi atau menghabiskan waktu dengan ayah mereka didapat hasil yang cukup memprihatinkan karena lebih dari setengah dari mereka lebih memilih untuk menonton televisi. hal yang sama juga terjadi pada para orang tua yang kecanduan teknologi, mereka hanya menghabiskan kurang lebih tiga menit untuk berbincang secara intens dengan anak-anak mereka.  Gadget-gadget yang seharusnya digunakan untuk hal-hal yang lebih penting beralih fungsi menjadi teman anak sepanjang hari dan menggantikan peran orang tua mereka. Dengan gadget-gadget penberian orang tua mereka anak-anak merasa mendapat orang tua baru. Apalagi dengan gadget tersebut mereka bisa dengan leluasa mengakses ke berbagai situs jejaring sosial. Dengan mudahnya akses ke jejaring sosial ini semakin menenggelamkan anak dalan dunia maya dan semakin membutakan anak terhadap keadaan di sekitarnya. Bahkan ironisnya anak-anak tersebut lebih terbiasa dan sering mengungkapkan apa yang terjadi pada diri mereka di jejaring sosial tersebut. Tidak jarang diantara mereka yang lebih memilih curhat di jejaring sosial daripada mencurahkan isi hatinya kepada orang tua mereka.
 Selain dampak buruk diatas, ketergantungan terhadap teknologi juga memicu tindak kekerasan pada anak. banyak acara televisi atau game yang menampilkan adegan-adegan yang tidak seharusnya ditonton oleh anak-anak. survei dari perusahaan Nelson AC mengatakan bahwa pada anak-anak yang telah lulus sekolah dasar telah menyaksikan 8000 pembunuhan, hal tersebut dikarenakan anak-anak belum dapat dengan mudah membedakan motif kekerasan belajar dengan mengamati dan meniru.
Dengan melihat fenomena-fenomena di atas seharusnya para orang tua lebih bijaksana dalam pemenuhan kebutuhan teknologi anak-anak mereka. Jangan sampai peran orang tua tergantikan oleh gadget yang dimiliki anak.


referensi:
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.personal.psu.edu/djw5068/assignment%25205.html
0

Mbak Khansa: Antara Main dan IP

Mbak Khansa: Antara Main dan IP
 
Pada testimoni kali ini, saya berbincang-bincang dengan pemandu ospek jurusan dulu yang imut dan cantik, siapa lagi kalau bukkan Mbak Khansa Afifah. Mbak Khansa ini asli Jogja, dan dulunya sekolah di SMA Negeri 8 Jogjakarta. mbak Khansa yang hobi main ini memilih konsentrasi komunikasi strategis karena cita-cita Mbak Khansa ingin jadi PR alias Public Relation. Mbak Khansa yang ngga suka pelajaran gitung ini pengen masuk komunikasi karena jurusan komunikasi itu enak, ga kaya akuntansi, ekonomi dan lain-lain yang pelajarannya ngitung terus.
Menurut Mbak Khansa kuliah di jurusan ilmu komunikasi itu enak, ngga ada yang ngga enak, slow gitu. Dosen favorit Mbak Khansa itu Mas Nunung, orangnya enak katanya dan suka bagi-bagi rokok. Dan dosen yang harus on time kata Mbak Khansa yaitu Mbak Hermin. Mbak Khansa ini pinter lho, IP nya aja 3,3. Ketika ditanya tips buat dapat IP bagus Mbak Khansa jawab “jalanin aja, ga usah ngoyo, yang penting tugas-tugasnya dikerjain semua. Kalau biasa aja IP nya malah bagus, tapi kalau pengan IP bagus malah ntar IP nya jelek”.
Mbak Khansa yang anggota komunikasi 2011 ini mengaku senang dapat teman-teman seperti angkatan 2011. Orangnya asik-asik, kompak, sering juga ngadain acara bareng-bareng seperti makan barena, main ke pantai bareng, tahun baruan bareng juga. Seru juga ya angkatan 2011, semoga komunikasi angkatan 2012 bisa kompak kaya angkatan 2011 juga ya.amin
Cukup itu dulu yaa buat testimoni GC yang ketiga, dilanjut testimoni yang keempat dan kelima..
 
Copyright © Coretan Pena