Menulis, Cara Lain Berkomunikasi

#bridgingcourse5
 
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu. Tanpa komunikasi seseorang tidak akan bisa menyampaikan apa yang menjadi keinginannya dan apa yang dipikirkannya. Tanpa komunikasi juga seseorang tidak akan bisa menjalin hubungan dengan orang lain. Tanpa adanya komunikasi dunia ini akan terasa sepi, karena tidak ada orang-orang yang berbicara satu sama lain, tidak ada pula tulisan-tulisan di media. Dan secara ideal dapat dikatakan, manusia tidak dapat hidup tanpa melakukan aktivitas komunikasi(Prajarto,2006:vi).
Setiap individu mempunyai cara tersendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain. Individu yang memiliki kondisi normal bisa melakukan komunikasi dalam bentuk cara apapun, mereka bisa membicarakan apapun yang mereka inginkan kepada orang lain. Mereka juga bisa saling berkirim surat kepada saudara atau teman yang jauh dari mereka. Bahkan bahasa tubuh mereka pun bisa menjadi sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Menulis bisa menjadi salah satu cara untuk berkomunikasi. Menulis juga bisa digunakan sebagai sarana penyampaian pesan penulis kepada orang lain. Dengan menulis kita bisa ngobrol dengan orang lain. Kita juga bisa bercanda, bahkan dengan menulis kita bisa membicarakan sesuatu yang penting dengan rekan bisnis kita. Ide-ide kita juga bisa kita tuangkan dalam bentuk tulisan, dari sekedar menulis buku harian, menulis cerpen, menulis puisi, atau menulis apapun yang ada di pikiran kita.
Banyak orang yang menganggap menulis itu tindakan yang sulit dilakukan dan banyak orang yang tidak suka melakukan hal tersebut. Banyak alasan yang mereka kemukakan antara lain tidak adanya bahan untuk ditulis, tidak adanya waktu untuk menulis, banyak juga yang menganggap menulis itu tidak bermanfaat dan hanya membuang-buang waktu. Pernahkah kalian bayangkan ketika akan melamar pekerjaan apa yang pertama kali kalian lakukan? Mengirimkan CV ke perusahaan tempat kalian akan melamar pekerjaan bukan? Tidak sadarkah bahwa sebelum mengirimkan CV kita harus menulis CV tersebut  terlebih dahulu. Tidak mungkin bukan CV tersebut ada dengan sendirinya tanpa kita menulisnya. Penulisan CV tersebut juga menjadi sarana komunikasi yang pertama kali antara pelamar pekerjaan dengan manajer personalia sebelum tahap selanjutnya jitu tahp wawancara. Dari contoh di atas, sebagai seorang individu mau tidak mau kita akan melakukan kegiatan yang bernama menulis. Contoh di atas juga membuktikan bahwa komunikasi dalam bentuk tulisan lebih dahulu dilakukan daripada komunikasi ddalam bentuk verbal.
Komunikasi sangat diidentikan dengan aktivitas berbicara, padahal aktivitas komunikasi dapat dilakukan dengan menulis juga. Dua hal tersebut, menulis dan berbicara sangat diperlukan dalam aktivitas komunikasi. Jika banyak orang yang mengatakan lebih mudah untuk berbicara daripada menulis, mereka hanya kurang terbiasa dalam melakukan kegiatan menulis. Bagi orang yang suka menulis akan mengatakan hal yang sama pula karena mereka tidak terbiasa berbicara di depan umum. Pada kenyataannya menulis lebih mencakup banyak hal, apalagi dalam berkomunikasi dengan orang lain. Mereka yang sering berbicara di depan umum, ketika belajar berbicara kebanyakan dari mereka akan menuliskan terlebih dahulu apa yang akan mereka sampaikan pada para pendengarnya, jika apa yang mereka tuliskan menarik, maka akan menarik perhatian para pendengar, begitu pula sebaliknya. Jadi pada dasarnya seorang pembicara yang baik pun dituntut harus bisa menulis.
Ayo belajar menulis! Mungkin ajakan tersebut akan diabaikan begitu saja bagi sebagian orang. Pernahkah kalian bayangkan ketika tiba-tiba Tuhan mengambil pendengaran kalian sehingga kalian tidak bisa mendengar lagi? Jika hal tersebut terjadi, bagaimana kalian akan berkomunikasi dengan orang tua, adik, kakak, juga teman-teman kalian? Mungkin kalian akan menjawab dengan bahasa tubuh. Apakah setiap orang bisa mengerti bahasa tubuh yang kita lakukan? Tidak. Satu-satunya cara yang paling efektif digunakan untuk berkomunikasi adalah dengan menulis. Dengan menulis kita bisa menyampaikan pesan kepada orang lain dengan mudah, dengan sedikit hambatan. Kita juga bisa mengirimkan pesan kepada teman-teman kita melalui tulisan.
Orang mengidentikkan menulis dengan aktivitas yang menjemukan dan membosankan. Mereka beranggapan menulis harus sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan yang ada. Memang benar pernyataan tersebut, namun tidak semua tulisan harus demikian. Ketika kita menulis buku harian, kita tidak perlu memperhatikan kaidah-kaidah penulisan, kita bebas mau nulis dalam bentuk apapun dan dalam bahasa yang kita mau. Penulisan yang menggunakan kaidah-kaidah penulisan biasanya merupakan tulisan yang resmi ataupun dalam bentuk tulisan ilmiah. Namun demikian tulisan-tulisan resmi atau tulisa-tulisan dalam format ilmiah akan menjadi mudah dilakukan ketika kita terbiasa latihan dan sering menulis.
Komunikasi tidak harus dengan aktivitas berbicara. Kalimat tersebut menjadi penting mengingat kita juga perlu menulis untuk aktivitas nonverbal. Ketika kita menjadi pembicara yang baik namun kita tidak bisa menulis kita akan mendapat nilai minus dimata rekan yang lain, begitu pula sebaliknya ketika kita pandai menulis namun tidak begitu menarik ketika tampil berbicara kita akan kurang mendapat perhatian dari orang lain. Oleh karena itu, agaimanapun kita harus menguasai kedua cara berkomunikasi tersebut agar kita bisa berkomunikasi dengan baik kepada orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Coretan Pena